Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan atas segala nikmat-Nya sehingga pemerintah melalui SKB empat menteri meninstruksikan untuk pembelajaran tatap muka. Hal ini merupakan jawaban atas doa orang tua, peserta didik dan juga guru. Memulai semester genap sekaligus tahun baru 2022 dengan aktivitas yang baru, pembelajaran tatap muka 100%. Harapan kita semua, dengan semangat semester baru dan tahun baru bisa melaksanakan tatap muka ini dengan tertib dan aman.
SMA Negeri 81 Jakarta mempersiapkan tatap muka dengan fokus utama kesehatan dan keamanan peserta didik. Berbagai upaya dilakukan, dimulai dari sosialisasi (zoom meeting), persiapan sarana dan prasaran, serta SOP pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Persiapan sarana dan prasarana termasuk meja bangku yang sejak 2020 (awal pandemi) tidak semuanya digunakan. Ruang kelas yang sebelumnya diisi dengan 50% peserta didik pada pelaksanaan PTMT, tentu saja perlu disesuaikan kembali. Tidak kalah penting peralatan penunjang seperti LCD proyektor, AC, dan whiteboard.
Selain persiapan saran dan prasarana, tentu saja perlu mempersiapkan bagaimana proses pembelajaran akan berlangsung. Banyak sekali alternatif pembelajaran di masa pandemi ini, yang mengedepankan keamanan dan kesehatan peserta didik. Metode pembelajaran diskusi kelompok sebaiknya dihindari, karena membuka kemungkinan untuk berkerumun dan interaksi yang berlebihan (mengobrol, tertawa, bercanda dan sebagainya). Karena interaksi masih dibatasi untuk menghidari resiko penyebaran covid-19, jika diperlukan interaksi bisa menggunakan teknologi informasi seperti Jamboard , Goolge Docs sebagai media kolaborasi. Apapun skenario yang dipilih, harus segara disiapkan dalam bentuk lesson plan atau RPP. Menurut saya pribadi, RPP tidak perlu menunggu formal, yang terpenting mencakup rencana (skenario, model, metode) dan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Mengajar tatap muka juga punya banyak keunggulan yang perlu digarisbawahi. Salah satunya adalah kesempatan guru untuk melakukan konfirmasi (diagnostik) kognitif maupun non-kognitif secara lebih leluasa. Saya sendiri masih belum yakin bahwa materi yang sudah disampaikan selama PJJ bisa diterima sepenuhnya oleh peserta didik. Banyak hal yang bisa dilakukan, salah satunya dengan tanya jawab secara langsung. Respon yang bisa diamati, membantu guru untuk memetakan peserta didik yang sudah siap lanjut pembelajaran atau perlu diberi penguatan (klinik). Alternatif lainnya adalah dengan adanya quiz sederhana untuk menentukan klasifikasi suatu materi / tema.
Semua pihak pasti berharap dengan adanya pembelajaran tatap muka ini peserta didik terhindar dari loss learning, bisa merasakan sosialisasi dengan teman maupun guru, serta beraktivitas kembali layaknya anak sekolah. Namun perlu diingat bahwa pembelajaran tatap muka ini masih berlangsung di masa pandemi, kewaspadaan sangat diperlukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Semoga dengan pembelajaran tatap muka menjadi tanda awal berakhirnya pandemi di bumi ini. Aamiin.
Beri Komentar